KISAH NYATA
QURBAN UNTUK EMAK….!!
Kisah ini diceritakan seorang pedagang hewan qurban pada Idul Adha tahun lalu, tentang sebuah kejadian yg membuat hatinya amat tersentuh, berikut kisahnya:
Seorang wanita datang memperhatikan dagangan saya. Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli.
Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya.
Silakan bu..!
Lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing termurah sambil bertanya : “Kalau yg itu berapa Pak?”
“Yg itu 1.700.000.- bu” jawab saya.
“Harga pas nya berapa?” tanya kembali si Ibu..
“1.600.000.- deh, harga segitu untung saya kecil, tapi biarlah” jawab saya.
“Tapi, uang saya hanya 1.500.000.- boleh pak.” pintanya.
Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, lalu saya berembuk dg teman sampai akhirnya diputus kan diberikan saja dg harga itu kpd ibu tsb, Saya pun mengantar hewan qurban tsb sampai ke rumahnya
Begitu tiba di rumahnya.
Astaghfirullah… ALLAHU Akbar… terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rmh ibu itu.
Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dg ibunya dan puteranya dirumah gubug reot berlantai tanah….
Saya tdk melihat tempat tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang² elektronik.
Yg terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal lusuh.
Di atas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus.
“Mak, bangun Mak, nih lihat saya bawa apa….?” kata ibu itu pada nenek yg sdg rebahan sampai akhirnya terbangun.
“Mak, saya udah belikan emak kambing buat qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak.” kata ibu itu dg penuh kegembiraan….
Si Nenek sangat terkaget, tapi nampak jelas raut bahagia di wajah nya, ia segera berjalan keluar dg langkah yg gontai karena usianya yg senja…
Sambil mengelus-elus kambing, Nenek itu berucap : “Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak mau berqurban…”
“Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, karena saya hanya kuli nyuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang utk beli kambing yg akan diniatkan buat qurban atas nama emak saya.” Kata ibu muda itu.
Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa : *Ya Allah, ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dg hamba-Mu yg pasti lebih mulia ini, seorg yg miskin harta namun kekayaan imannya begitu luar biasa.
“Pak, ini ongkos kendaraannya.” Panggil ibu itu.
“Sudah bu, biar ongkos kendaraanya saya yg bayar.” kata saya sambil menyembunyikan mata saya yg sudah berkaca-kaca.
Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari ALLAH yg udah mempertemukan dg hamba-NYA yg dg kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan org tuanya meski dengan segala keterbatasan ekonominya.
Masya Allah !!
Untuk mulia ternyata tdk perlu harta berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan.
kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu utk menggapai kemuliaan hidup, bkn utk dirinya, tapi demi Ibunda tercintanya..
Berapa banyak diantara kita yg diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada keengganan untuk berqurban.
Padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesoris yg menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban…
Namun selalu kita sembunyi dibalik kata “tdk mampu atau tdk dianggar kan.
Semoga kisah ini ada manfaatnya.
Aamiin Ya Rabbal Alamin…
Yuk, Bagikan Artikel ini, semoga menjadi KEBAIKAN bagi kita semua.
Aamiin Yaa Rabbal Alamin